Selasa, 03 Januari 2012

TAK SEKERAS BAJA

Perkataan yang keluar dari mulut kita harus kita cerna dulu sebelum dikeluarkan, apakah itu layak dikeluarkan atau tidak...ini diibaratkan sebuah buku yang telah di cek terlebih dahulu yang masuk dalam dapur sensor...bila bisa menjadi konsumsi umum dengan senang hati penerbit menerbitkan buku si penulis. Begitu juga dengan setiap kata, kalimat yang ngalir melalui mulut kita. Perkataan yang baik adalah pohon yang kuat. Begitu kata Allah di QS Ibrahim : 24-26 أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاء تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللّهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ وَمَثلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِن فَوْقِ الأَرْضِ مَا لَهَا مِن قَرَارٍ Artinya : alam (apakah tidak) taro (engkau melihat) kaifa (bagaimana) dloroba (membuat) Allahu (Allah) matsalan (perumpaan) kalimatan (kalimat) thoyyibatan (yang baik) kasyajaratin (seperti pohon) thoyyibatin (yang baik) ashluhaa (pokok/akarnya) tsaabitun (kokoh) wa far’uhaa (dan ranting-rantingnya) fi as-samaai (menuju langit). tuutii (muncullah/tumbuhlah) ukulahaa (buah-buahan) kulla (setiap) hiinin (masa/musim) bi izni (dengan izin) rabbihaa (Tuhannya) wa yadlrabu (dan membuat) Allahu (Allah) amtsaala (perumpamaan2) linnaasi (bagi manusia) laallahum (agar mereka) yatazakkaruun (menjadi ingat) wa matsalu (dan perumpamaan) kalimatin (perkataan) khasyiiatin (yang buruk) ka syajaratin (seperti pohon) khasyiiatin (yang buruk) ujtutstsat (telah dicabut) min fauqi (dari permukaan) al-ardli( bumi) maa (apa2) lahaa (yg ada padanya) min qaraad (yaitu akar-akarnya). Memang terkadang tutur kata yang baik itu begitu sukar untuk dikendalikan oleh diri. Apalagi ketika sedang emosi, tersinggung atau marah akan terasa sulit sekali di bendung yang semuanya itu berdasar atas dorongan dari nafsu. Tetapi Ingatlah, bahwa Lidah yang berperanan penting dalam menuturkan kata-kata tidak akan terlepas dari penilaian dan timbangan keadilan Allah kelak. Maka Jauhilah dari terus menuturkan kata-kata tidak berfaedah dan menyakiti hati serta perasaan orang lain. Allah berfirman: “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di sampingnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf, : 18) Betapa agungnya akhlak dan kesabaran yang ditunjukan oleh Rasullullah, bukan pembalasan tetapi sikap memaafkan bahkan mendoakan mereka dengan ucapan yang baik. Perlu diketehui pula bahwa kata yang baik dan lemah lembut, bukan sekedar susunan perkataan yang indah dan memikat hati, lebih penting lagi adalah suatu perkataan yang benar. Firman Allah yang bermaksud: “Wahai orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab, ayat 70) Marilah bersama mengubah sikap menjadi orang yang sentiasa menjaga diri terhadap setiap ucapan yang kurang berfaedah dalam keseharian kita. Menjadi hamba yang selalu pandai bersyukur atas segala nikmat yang diperoleh dan sentiasa membahagiakan orang lain dengan pengucapan kata-kata yang baik, dan lemah lembut. InsyaAllah dengan ucapan yang baik akan sampai ke hati tidak hanya ditelinga. Semoga dengan izin Allah kehidupan kita akan bertambah baik dan dihiasi dengan akhlakul karimah. Waullahu A’lam bishsowab

Tidak ada komentar: